MATERI KONSEP DASAR BERPIKIR SEJARAH
A.
Berpikir Kronologis dalam Sejarah
Kronologis mengandung arti
pengetahuan tentang urutan waktu dari sejumlah kejadian atau peristiwa.
Pengetahuan ini sangat penting dalam pelajaran sejarah yang senantiasa
menekankan perlunya mengurutkan seluruh kejadian atau peristiwa berdasarkan
urutan waktunya, yakni menempatkan kejadian atau peristiwa yang terjadi lebih
dahulu daripada yang terjadi kemudian. Sebagai contoh: peristiwa
yang terjadi pada tahun 1945 lebih didahulukan dari pada peristiwa yang terjadi
pada tahun 1946.
Meski kemampuan berpikir kronologis berbeda
dengan kronik. Pengertian kronik adalah catatan peristiwa menurut urutan waktu
kejadiannya. Di dalam kronik hanya dilakukan pencatatan terhadap peristiwa
tanpa mempedulikan keterkaitan antara peristiwa yang pertama dengan yang kedua
dan selanjutnya. Sementara kronologi sangat menekankan keterkaitan antara
peristiwa yang pertama dengan yang kedua dan selanjutnya.
Kronologi memberikan gambaran waktu yang bersifat linear, yakni waktu yang bergerak dari belakang ke depan, atau waktu yang bergerak dari kiri ke kanan, atau waktu yang bergerak dari titik awal hingga mencapai titik akhir. Oleh karena itu, gerakan waktu bersifat progresif karena memandang perjalanan waktu sebagai proses perkembangan menuju kemajuan. Dalam pandangan waktu yang bersifat linear dan progresif tersebut, pergerakan waktu dibagi menjadi tiga dimensi waktu yaitu masa lalu, masa kini dan masa depan. Di antara dimensi waktu itu, sejarah mempelajari peristiwa yang terjadi pada masa lalu. Namun, peristiwa masa lalu dalam sejarah mempunyai keterkaitan dengan masa kini dan masa depan.
Kebalikan dari berpikir kronologis
adalah berpikir anakronistis. Bila berpikir kronologis mengurut peristiwa
berdasarkan urutan waktu kejadiannya, maka anakronistis mencampuradukan atau
memutarbalikan urutan peristiwa sehingga memberikan pemahaman yang salah. Cara
berpikir anakronistis menyalahi gambaran waktu sebagai proses yang bergerak
menurut garis lurus dari awal hingga akhir. Anakronistis menempatkan kejadian
atau peristiwa yang terjadi lebih dahulu di belakang kejadian atau peristiwa
yang terjadi kemudian. Sebagai contoh: peristiwa Proklamasi lebih didahulukan
daripada peristiwa Rengasdengklok.
Selain itu perlu dibedakan antara
konsep kronologis dengan konsep periodisasi. Periodisasi adalah pengelompokan
peristiwa sejarah dalam suatu babak, masa, zaman atau periode tertentu
berdasarkan ciri-ciri yang sama. Sedangkan kronologi merupakan urutan waktu
terjadinya peristiwa dari yang paling awal hingga paling akhir.
B. Berpikir Diakronik dalam Sejarah
Diakronis berasal dari
Bahasa Yunani, dia artinya melintasi
atau melewati dan khronos yang
berarti perjalanan waktu. Diakronis dapat diartikan sebagai suatu peristiwa
yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak dapat berdiri
sendiri atau timbul secara tiba-tiba, sebab sejarah meneliti gejala-gejala yang
memanjang dalam waktu, tetapi dalam ruang yang terbatas.
Berpikir dengan
pendekatan diakronis adalah salah satu pendekatan yang menganalisis
evolusi/perubahan sesuatu dari waktu ke waktu, yang memungkinkan seseorang
untuk menilai bagaimana bahwa sesuatu perubahan itu terjadi sepanjang masa.
Konsep diakronis melihat bahwa peristiwa dalam sejarah mengalami perkembangan
dan bergerak sepanjang masa. Melalui proses inilah manusia dapat melakukan
perbandingan dan melihat perkembangan sejarah kehidupan masyarakatnya dari
zaman ke zaman berikutnya. Diakronis artinya memanjang dalam waktu tetapi
terbatas dalam ruang.
1. Dalam
konsep berpikir kronologis atau diakronis mempelajari kehidupan sosial secara
memanjang berdimensi waktu.
2. Konsep
berfikir diakronis memandang masyarakat sabagaisesuatu yang terusbergerak dan
mamiliki hubungan kausanalitas atau sebab akibat.
3. Menguraikan
proses tranformasi yang terus berlangsung dari waktu ke waktu kehidupan
masyarakat secara berkesinambungan
4. Menguraikan
kehiduapn masyarakat secara dinamis (berubah - ubah)
Adapun ciri-ciri berpikir
Diakronik : 1. Bersifat vertikal (menjelaskan prroses suatu peristiwa dari awal
hingga akhir) 2. Cakupan kajian jauh lebih luas. 3. Terdapat konsep
perbandingan. 4. Memiliki sifat historis/komparatif. 5. Mengkaji masa yang satu
dan yang lain.
Contohnya menjelaskan tentang pertempuran
5 hari disemarang mulai dari awal mula kenapa peristiwa itu terjadi sampai akhir
(15 Oktober-19 Oktober 1945); atau,
menceritakan tentang kisah hidup seseorang sejak dilahirkan hingga saat ini.
Jadi dengan berpikir secara diakronik/kronologis kita dapat mempelajari proses
dari suatu peristiwa bersejarah.
C. Berpikir Sinkronik dalam Sejarah
Sinkronis berasal dari
bahasa Yunani syn yang berarti
dengan, dan khronos yang berarti waktu, masa. Pengertian berpikir sinkronis
dalam seajarah adalah mempelajari/mengkaji struktur (karakter) suatu peristiwa
sejarah dalam kurun waktu tertentu atau dibatasi oleh waktu.
Berpikir dengan
pendekatan sinkronis dalam sejarah adalah mempelajari peristiwa yang sezaman,
atau bersifat horizontal. Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas
dalam waktu.
1. Kerangka
berpikir Sinkronis mengamati kehidupan sosial secara maluas berdimensi ruang.
2. Konsep
berpikir sinkronis memandang kehidupan masyarakat sebagai sebuah sistemyang
terstruktur dan saling berkaitan antara satu unit dengan unit yang lainnya.
3. Menguraikan
kehiduapan masyarakat secara deskriptif dengan menjelaskan bagian demi bagian.
4. Menjelaskan
sturkut dan fungsi dari masing masing unit dalam kondisi statis.
5. Banyak
digunakan oleh ilmu-ilmu sosial seperti ,geografi ,sosiologi, politik, ekonomi,
antropologi, dan arkeologi.
Contohnya menjelaskan tentang suasana pada
saat tragedi pemberontakan G30S/PKI tahun 1965; keadaan sosial-ekonomi di
Indonesia pada tahun 1998
Jadi dengan berpikir secara sinkronik kita dapat mempelajari peristiwa bersejarah secara mendetail.
D. Ruang dan Waktu dalam Sejarah
Dalam sejarah ruang atau
tempat merupakan unsur penting yang harus ada. Ruang atau tempat terjadinya
suatu peristiwa sejarah terkait dengan unsur geografis. Setiap komunitas yang
mendiami kawasan tertentu, seperti suku bangsa ataupun bangsa memiliki pola
pikir dan sistem budaya yang memiliki dari pendahuluannya. Dengan demikian
kisah sejarah manusia merupakan proses interaksi dengan kehidupan sosial,
budaya, politik, ekonomi pada suatu ruang atau tempat tertentu. Hal inilah
diantaranya yang menyebabkan setiap kejadian sejarah itu bersifat unik. Konsep
ruang meliputi aspek lingkungan, lokasi, dan tempat terjadinya suatu peristiwa
sejarah. Kajian yang diambil pada konsep ruang lebih dititik beratkan pada
aspek tempat terjadinya suatu peristiwa sejarah. Konsep ruang dalam sejarah
akan membantu dalam membandingkan antara peristiwa yang terjadi di satu lokasi
dengan peristiwa sejarah di lokasi lainnya serta mengetahui apakah ada hubungan
antara peristiwa di lokasi satu dengan yang lain.
Contoh: Peristiwa
Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya merupakan sejarah lokal yang diangkan
menjadi sejarah nasional karena pengaruhnya yang sangat besar terhadap daerah
lain dalam rangka mempertahankan kemerdekaan RI pada saat itu.
Waktu adalah seluruh rangkaian saat proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung. Setiap manusia dan makhluk hidup lainnya hidup dalam waktu dan tidak dapat dilepaskan dari waktu. Mempelajari sejarah tidak hanya mempelajari sesuatu yang berhenti, teatapi juga sesuatu yang terus bergerak sejalan dengan perjalanan waktu. Unsur waktu (seperti halnya unsur ruang dan tempat) juga memberikan konteks atau setting tertentu bagi berlangsungnya peristiwa sejarah. Peristiwa sejarah menempati unsur ruang dan waktu yang terus bergerak ke depan secara dinamis.
Perilaku atau tindakan
manusia tersebut tidak terlepas dari ruang atau tempat terjadinya peristiwa
sejarah yang berkaitan dengan aspek geografis. Begitupun waktu, setiap manusia
dan makhluk hidup lainnya hidup dalam waktu dan tidak dapat dilepaskan dari
waktu. Mereka berkaitan erat dengan kehidupan masa lalu, masa kini, dan masa
depan. Setiap peristiwa sejarah berada dalam kurun waktu tertentu yang memiliki
latar belakang waktu sebelumnya, misalnya zaman orde lama, orde baru, dan zaman
reformasi. Peristiwa sejarah menempati unsur ruang dan waktu yang terus
bergerak ke depan secara dinamis. Unsur waktu ini menjadikan setiap peristiwa
sejarah tersebut unik dari waktu ke waktu, karena hanya terjadi sekali.
Konsep waktu sangat
penting untuk menghindari terjadinya tumpang tindih peristiwa sejarah
(anakronis). Contoh: Periodisasi masa pra aksara :
1. Zaman
batu tua (Paleolitikum)
Masa dimana peralatan manusia masih
menggunakan peralatan daribatu yang belum dihaluskan.
2. Zaman
batu menengah (Mesolitikum)
Pada zaman ini batu sebagaialat yang
digunakan pada kegiatan sehari - hari sudah dihaluskan pada salah satu sisinya.
3. Zaman
batu muda (Neolitikum)
Pada zaman ini peralatan manusia
sudah dihaluskan kedua sisinya.
4. Zaman
batu besar Megalitikum)
Zaman batu besar yaitu penggunaan
batu - batu berukuran besar yang difungsikan sebagai upacara kepercayaan.
E. Perubahan dan Keberlanjutan dalam Sejarah
Perubahan dalam sejarah
diartikan sebagai segala aspek kehidupan yang terus bergerak seiring dengan
perjalanan kehidupan masyarakat. Heraclitus mengatakan “Panta rei”, artinya tidak ada yang tidak berubah, semuanya
mengalir, masyarakat sewaktu-waktu bergerak dan berubah. Wertheim, menuliskan, History is a continuity and change
(Sejarah adalah peristiwa yang berkesinambungan dan perubahan). Perkembangan
kehidupan dalam masyarakat ada yang berlangsung lambat dan ada yang cepat. Arah
perubahan dibedakan atas keadaan yang lebih baik (progres) dan keadaan yang
lebih buruk (regres).
Dalam mempelajari
sejarah, rangkaian yang ada merupakan peristiwa yang berkelanjutan. Setiap
peristiwa tidak berdiri sendiri dan tidak terpisahkan dari peristiwa lain.Dalam
mempelajari sejarah, Kehidupan manusia saat ini merupakan mata rantai dari
kehidupan masa lampau, sekarang dan masa mendatang. Setiap peristiwa tidak
berdiri sendiri dan tidak terpisahkan dari peristiwa lain. Roeslan Abdul Gani
menyatakan ilmu sejarah dapat diibaratkan sebagai penglihatan terhadap tiga
dimensi, yaitu penglihatan ke masa silam, masa sekarang, dan masa depan. Hal
ini sejalan dengan Arnold J. Toynbee yang mengatakan bahwa mempelajari sejarah
adalah mempelajari masa lampau, untuk membangun masa depan (to study history is to study the past to build the future). Selain
membahas manusia atau masyarakat, sejarah juga melihat hal lain yaitu waktu.
Waktu menjadi konsep penting dalam ilmu sejarah.
Sehubungan dengan konsep
waktu, dalam ilmu sejarah menurut Kuntowijoyo meliputi perkembangan,
keberlanjutan/kesinambungan, pengulangan dan perubahan. Disebut mengalami
perkembangan apabila dalam kehidupan masyarakat terjadi gerak secara
berturut-turut dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain. Perkembangan terjadi
biasanya dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks. Misalnya adalah perkembangan
demokrasi di Amerika yang mengikuti perkembangan kota. Pada awalnya masyarakat
di Amerika tinggal di kota-kota kecil. Di kota-kota kecil itulah tumbuh
dewan-dewan kota, tempat orang berkumpul. Dari kota-kota kecil mengalami proses
menjadi kota-kota besar hingga menjadi kota metropolitan. Selanjutnya,
demokrasi berkembang mengikuti perkembangan kota. Kesinambungan terjadi bila
suatu masyarakat baru hanya melakukan adopsi lembaga-lembaga lama. Misalnya
pada masa kolonial, kebijakan pemerintah kolonial mengadopsi kebiasaan lama,
antara lain dalam menarik upeti raja taklukan, Belanda meniru raja-raja
pribumi. Sementara itu disebut pengulangan apabila peristiwa yang pernah
terjadi di masa lampau terjadi lagi pada masa berikutnya, misalnya menjelang presiden
Soekarno jatuh dari kekuasaannya pada tahun 1960-an banyak terjadi aksi dan
demonstrasi, khususnya yang dilakukan oleh para mahasiswa. Demikian halnya
menjelang presiden Soeharto jatuh pada 1998, juga banyak terjadi aksi dan
demonstrasi. Sedangkan dikatakan perubahan apabila dalam masyarakat terjadi
perkembangan secara besar-besaran dalam waktu yang relatif singkat. Perubahan
terjadi karena adanya pengaruh dari luar. Misalnya gerakan nasionalisme di
Indonesia sering dianggap sebagai kepanjangan dari gerakan romantik di Eropa.
Berhubungan dengan konsep waktu ini lah dikisahkan kehidupan manusia pada masa
lalu. Masa lalu merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Namun, masa lalu
bukanlah suatu masa yang terhenti dan tertutup. Masa lalu bersifat terbuka dan
berkesinambungan sehingga dalam sejarah, masa lalu manusia bukan demi masa lalu
itu sendiri. Segala hal yang terjadi di masa lalu dapat dijadikan acuan untuk
bertindak di masa kini dan untuk meraih kehidupan yang lebih baik di masa
datang.
RANGKUMAN
- Kronologi
adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu
terjadinya suatu peristiwa bersejarah. Diakronis artinya suatu peristiwa
memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang. Sinkronis artinya
meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu.
- Konsep
ruang meliputi aspek lingkungan, lokasi, dan tempat terjadinya suatu
peristiwa sejarah, sedangkan waktu mennadai kapan peristiwa terjadi
·
Perubahan
dapat diartikan sebagai segala aspek kehidupan yang terus bergerak seiring
dengan perjalanan kehidupan masyarakat. Dalam mempelajari sejarah, rangkaian
yang ada merupakan peristiwa yang berkelanjutan. Setiap peristiwa tidak berdiri
sendiri dan tidak terpisahkan dari peristiwa lain
Sumber: https://sumberbelajar.seamolec.org/Media/Dokumen/5fdff862865eace55ebd3148/913470d83ca160e10abba951936422a5.docx
No comments:
Post a Comment